DAFTAR SNI (STANDAR NASIONAL INDONESIA) BANGUNAN DAN GEDUNG
No
|
Judul Standar
|
Nomor Standar
|
Ruang Lingkup
|
1
|
Metode Dasar Pengukuran Tubuh Manusia untuk Rancangan Teknologi
|
Metode
ini meliputi suatu desteripsi ukuran-ukuran anthropometri yang dapat
dipakai sebagai dasar pembandingan berbagai kelompok populasi. Hal ini
dibutuhkan untuk menentukan pengertiannya pada desain geometri untuk
tempat-tempat manusia bekerja dan tinggal
| |
2
|
Spesifikasi Koordinasi Modular Bangunan Rumah dan Gedung
|
Spesifikasi
ini digunakan sebagai pegangan bagi perencana teknis, pelaksana,
produsen bahan bangunan, komponen bangunan, dan elemen bangunan, untuk
memilih dimensi modul arah horisontal dan vertikal untuk bangunan
rumah dan gedung. Tujuannya untuk menghemat bahan, komponen dan elemen
bangunan serta waktu pemasangan dan penggunaan tenaga kerja
| |
3
|
Spesifikasi Ukuran Terpilih Untuk Bangunan Rumah dan Gedung
|
Spesifikasi
ini digunakan sebagai pegangan bagi perencana teknis, pelaksana,
produsen bahan bangunan, komponen bangunan, dan elemen bangunan, untuk
memilih ukuran arah horisontal dan vertikal bangunan rumah dan
gedung. Tujuannya untuk menghemat bahan, komponen dan elemen bangunan
serta waktu pemasangan dan penggunaan tenaga kerja
| |
4
|
Spesifikasi Matra Ruang Untuk Rumah dan Gedung
|
Spesifikasi
ini digunakan sebagai pegangan mengenai acuan matra ruang minimum
dalam perencanaan teknis rumah tinggal sesuai dengan ukuran modular.
Tujuannya efisiensi penggunaan ruang dan bahan bangunan
| |
5
|
Spesifikasi Rumah Tumbuh Rangka Beratap dengan Komponen Beton
|
Spesifikasi
ini digunakan dalam pembangunan rumah tumbuh di atas tanah matang
dengan tujuan untuk membuat rumah tumbuh rangka beratap tanpa dinding
pengisi yang akan dikembangkan sesuai kebutuhan
| |
6
|
Spesifikasi Komponen Beton Pracetak Untuk Rumah Tumbuh Rangka Beratap
|
Spesifikasi
ini digunakan sebagai pegangan bagi perencana, produsen dan
pelaksanan dalam merencanakan, memproduksi komponen dan melaksanakan
bangunan. Tujuannya untuk keseragaman mutu, penghematan bahan, biaya
dan waktu pelaksanaan
| |
7
|
Spesifikasi Rumah Tumbuh Rangka Beratap RTRB Kayu
|
Spesifikasi
ini digunakan sebagai pegangan bagi perencana, produsen dan pelaksana
dalam merencanakan, memproduksi komponen dan melaksanakan bangunan.
Tujuannya untuk keseragaman mutu, penghematan bahan, biaya dan waktu
pelaksanaan
| |
8
|
Spesifikasi Satuan Rumah Susun Modular
|
Spesifikasi ini bertujuan untuk memberikan landasan ukuran dan batasan dalam usaha menentukan kebutuhan minimum dalam
pembangunan rumah susun
| |
9
|
Spesifikasi Tingkat Bunyi dan Waktu Dengung dalam Bangunan Gedung dan Perumahan (Kriteria Desain yang Direkomendasikan)
|
Spesifikasi
ini memberikan kriteria desain kondisi lingkungan akustik di dalam
ruang hunian, digunakan untuk bunyi mantap atau seolah-olah mantap
seperti bising yang berasal dari sistem tata udara dan lalu lintas
kendaraan yang kontinu
| |
10
|
Spesifikasi kayu awet untuk perumahan dan gedung
|
Spesifikasi
ini mencakup persyaratan dan ketentuan kayu dan bahan pengawet kayu,
serta persyaratan kayu awet. Spesifikasi ini berlaku hanya untuk kayu
yang akan digunakan untuk bangunan perumahan dan gedung, baik di bawah
atap maupun di luar naungan atap, tetapi tidak berhubungan langsung
dengan tanah.
| |
11
|
Fasilitas tempat bermain di ruang terbuka lingkungan rumah susun sederhana
|
Spesifikasi
ini mencakup uraian bentuk dimensi, fungsi, struktur dan criteria
dari komponen dan elemen fasilitas tempat bermain di runang terbuka
untuk rumah susun sederhana campuran yang disediakan 5 lantai bagi
anak usia 1-5 tahun dan usia 6-12 tahun, pada lingkungan rumah
susunsederhana yang mempunyai KDB 50 % dan KLB 1,25 atau dengan
kepadatan maksimum sama dengan 1.736 jiwa/ Ha
| |
12
|
Spesifikasi pagar anyaman kawat baja berlapis seng
|
Spesifikasi
ini mencakup pagar anyaman kawat baja berlapis seng yang digunakan
pada tanah pertanian, jalan kereta api, dan pagar sejenisnya yang
mempunyai pola anyaman kawat horisontal dan vertikal atau lilitan yang
membentuk pola segi empat terbuka. Spesifikasi ini meliputi berbagai
desain anyaman, tiga jenis tingkat kekuatan tarik, dan klasifikasi
berat pelapisan seng yang sesuai untuk pagar anyaman kawat
| |
13
|
Sistem pasokan daya listrik darurat dan siaga
|
Standar
ini meliputi persyaratan kinerja untuk sistem daya yang menyediakan
sumber penggantif daya listrik untuk beban dalam bangunan dan
fasilitasnya dalam peristiwa kegagalan sumber daya utama. Sistem daya
yang tercakup dalam standar ini termasuk sumber daya, peralatan
pemindah, kontrol, peralatan pengawas, dan keseluruhan peralatan
tambahan dan asesori yang diperlukan memasok daya listrik menuju
terminal beban dari peralatan pemindah tersebut. Standar ini mencakup
ketentuan instalasi, pemeliharaan, pengoperasian, dan pengujian
menyangkut kinerja sistem pasokan daya darurat (SPDD). Standar ini
tidak mencakup hal-hal berikut : (1) Penerapan SPDD (2) Peralatan unit
percahayaan darurat (3) Perkabelan distribusi (4) Layanan utilitas,
bilamana layanan tersebut diijinkan sebagai suatu SPDD (5) Parameter
untuk alat penyimpan energi Standar ini tidak menetapkan kriteria
untuk sistem penyimpan energi, dan pemilihan dari
setiap hal berikut di bawah ini tidak termasuk
dalam lingkup standar, yaitu :
(1) Bangunan atau fasilitas khusus, atau
keduanya, yang membutuhkan SPDD
(2) Beban tertentu untuk dilayani oleh SPDD
(3) Penetapan jenis, kelas, atau level setiap
beban yang tertentu
| |
14
|
Sistem pasokan daya
listrik darurat
menggunakan energi
tersimpan (SPDDT)
| SNI 04-7019-2004 SK BSN No.13/ Kep/ BSN. SNI.04/ 05/ 2004 |
Standar
ini meliputi persyaratan kinerja untuk sistem energi listrik
tersimpan yang menyediakan sumber daya listrik pengganti dalam
bangunan dan fasilitas pada peristiwa kegagalan sumber daya listrik
normal.
Catatan: Untuk sistem pasokan daya darurat menggunakan generator darurat, lihat bagian 1dari standar ini.
Sistem
yang dicakup dalam standar ini, sumber daya,peralatan pemindah,
kontrol, peralatan pengendalian/ pengawasan, dan peralatan tambahan,
termasuk peralatan
tambahan
integral, yang dibutuhkan untuk memasok daya listrik kepada sirkit/
beban yang terseleksi. Standar ini meliputi pemasangan/ instalasi,
pemeliharaan, pengoperasian, dan persyaratan pengujian yang
berhubungan dengan kinerja dari Sistem Pasokan Daya Darurat Tersimpan/
SPDDT. (RSNI S-21-2004)
|
15
|
Tata Cara Perencanaan
Pembebanan Untuk
Rumah dan Gedung
|
|
Tata
cara ini digunakan untuk memberikan beban yang diijinkan untuk rumah
dan gedung, termasuk beban-beban hidup untuk atap miring, gedung
parkir bertingkat dan landasan helikopter pada atap gedung tinggi
dimana parameter-parameter pesawat helikopter yang dimuat praktis
sudah mencakup semua jenis pesawat yang biasa dioperasikan. Termasuk
juga reduksi beban hidup untuk perencanaan balok induk dan portal
serta peninjauan gempa, yang pemakaiannya optional, bukan keharusan,
terlebih bila reduksi tersebut membahayakan konstruksi atau
unsurkonstruksi yang ditinjau
|
16
|
Tata Cara Pelaksanaan Mendirikan Bangunan Gedung
|
Tata
cara ini digunakan untuk memberikan landasan dalam membuat
peraturan-peraturan mendirikan bangunan di masing-masing daerah,
dengan tujuan menyeragamkan bentuk dan isi dari peraturan-peraturan
bangunan yang akan dipergunakan di seluruh kota-kota di Indonesia
| |
17
|
Tata Cara Dasar Koordinasi Modular untuk Perancangan Bangunan Rumah dan Gedung
|
Tata
cara ini digunakan sebagai pegangan dasar dalam merencana rumah dan
gedung menggunakan koordinasi modular. Tujuannya untuk mewujudkan
rencana teknis bangunan rumah dan gedung yang optimal
| |
18
|
Tata Cara Perencanaan dan Perancangan Bangunan Kedok-teran Nuklir di Rumah Sakit
|
Tata cara ini digunakan untuk merencanakan dan merancang bangunan radiasi khususnya untuk bangunan kedokteran nuklir
| |
19
|
Tata Cara Perencanaan dan Peran-cangan Bangunan Radiologi di Rumah Sakit
|
Tata cara ini digunakan dalam perencanaan dan perancangan untuk bangunan radiologi di rumah sakit
| |
20
|
Tata Cara Perencanaan Rumah Sederhana Tahan Angin.
|
Tata
cara ini digunakan sebagai dasar perancangan rumah sederhana yang
tidak bertingkat secara praktis untuk memberi jaminan keselamatan bagi
masyarakat penghuni rumah sederhana di daerah rawan angin.
| |
21
|
Tata Cara Pencegahan serangan Rayap Pada Bangunan Rumah dan Gedung dengan termitida
|
Tata
cara ini bertujuan untuk melindungi bangunan rumah dan gedung yang
akan didirikan terhadap serangan rayap, agar keseragaman dan upaya
efektifitas dapat tercapai
| |
22
|
Tata Cara Penanggulangan Rayap Pada Bangunan Rumah dan Gedung dengan Termitisida
|
Tata cara ini digunakan sebagai acuan dalam perlakuan penanggulangan rayap, untuk melindungi bangunan rumah dan gedung
| |
23
|
Tata Cara Pengerjaan Lembaran Asbes Semen Untuk Penutup Atap Pada Bangunan Rumah dan Gedung
|
Tata
cara ini bertujuan untuk melindungi masyarakat dari dampak negatip
akibat debu yang ditimbulkan pada waktu pengerjaan pemasangan penutup
atap
| |
24
|
Tata Cara Pengerjaan Lembaran Asbes Semen Untuk Dinding Pada Bangunan Rumah dan Gedung
|
Tata
cara ini bertujuan untuk melindungi masyarakat dari dampak negatip
akibat debu yang ditimbulkan pada waktu pengerjaan pemasangan dinding
| |
25
|
Tata Cara Perencanaan Rumah Susun Modular
|
Tata
cara ini bertujuan untuk memberikan landasan perencanaan desain agar
dapat diperoleh suatu perancangan bangunan rumah susun yang optimal
dan memenuhi syarat bagi kelayakan suatu hunian
| |
26
|
Tata Cara Perencanaan Kepadatan Bangunan Lingkungan Bangunan Rumah Susun Hunian
|
Tata
cara ini digunakan dalam perencanaan penggunaan lahan secara optimum
yang bertujuan untuk merencanakan kepadatan lingkungan perumahan
rakyat
| |
27
|
Tata Cara Perencanaan Teknik Bangunan Kolam Renang
|
Tata cara ini digunakan dalam merencanakan kolam renang untuk mendapatkan perencanaan teknis yang memenuhi ketentuan minimum
| |
28
|
Tata Cara Pengecatan Dinding Tembok Dengan Cat Emulsi
|
Tata cara ini memuat cara dinding tembok dan kegagalan dalam pengecatan. ","pencatan pada penanggulangan
| |
29
|
Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Penutup Langit-langit Untuk Bangunan dan Gedung
|
Tata cara ini bertujuan untuk memperoleh keseragaman dasar perhitungan harga satuan pekerjaan penutup langit-langit
| |
30
|
Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Atap Untuk Bangunan dan Gedung.
|
Tata cara ini bertujuan untuk memperoleh keseragaman dasar perhitungan harga satuan pekerjaan penutup atap
| |
31
|
Tata Cara Perencanaan Teknik Bangunan Stadion
|
Tata
cara ini digunakan dalam merencanakan bangunan stadion untuk
mendapatkan perencanaan teknis yang memenuhi ketentuan minimum
| |
32
|
Tata Cara Perencanaan Teknik Bangunan Gedung Olah Raga
|
Tata
cara ini digunakan dalam merencanakan gedung olah raga untuk
mendapatkan perencanaan teknis yang memenuhi ketentuan minimum
| |
33
|
Tata Cara Pemilihan dan Pemasangan Ven pada sistem Plambing
|
Tata
cara ini mengatur pemilihan dan pemasangan perpipaan, pipa dan
perlengkapannya untuk sistem ven juga mengatur diameter minimum pipa
ven, panjang ven, macam-macam pipa tegak ven dan ven pipa tegak
| |
34
|
Tata Cara Perencanaan Ketaha-nan Gempa Untuk Bangunan dan Gedung
|
Tata
cara ini digunakan untuk menentukan syarat-syarat perencanaan
struktur gedung secara umum dan untuk penentuan pengaruh gempa rencana
untuk struktur-struktur bangunan rumah dan gedung
| |
35
|
Tata cara perencanaan
struktur baja untuk
bangunan gedung.
| SNI 03-1729-2002 Revisi SNI 03-1729-1989 |
Tata cara ini digunakan untuk mengarahkan
terciptanya pekerjaan perencanaan dan
pelaksanaan baja yang memenuhi ketentuan
minimum serta mendapatkan hasil pekerjaan
struktur yang aman, nyaman dan ekonomi.
|
36
|
Tata Cara Perencanaan
Gedung Sekolah
Menengah Umum
| SNI 03-1730-2002 Revisi SNI 03-1730-1991 |
Tata cara ini mencakup :
• perencanaan arsitektur, struktur/ konstruksi dan utilitas gedung;
• Sistem pendidikan sekolah menengah umum;
• Perubahan sistem pendidikan sekolah menengah umum;
• Pembakuan gedung sekolah menengah umum.
|
37
|
Tata Cara Pengecatan Genteng Beton
|
Tata
cara ini memuat persyaratan bahan dan alat, pelaksanaan pengecatan
genteng pada lokasi baru dan lama, cat tipe A yang memakai pelarut/
pengencer organik dan cat tipe B yang memakai pelarut/ pengencer air
serta cara penanggulangan bila ada kegagalan.
| |
37
|
Tata Cara Perhitungan
Harga Satuan Pekerjaan
Tanah
| SNI 03-2835-1992 Revisi SNI 03-2835-2002 |
- Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan disusun sebagai acuan dasar yang seragam bagi para pelaksana
pembangunan
gedung dan perumahan dalam menghitung besarnya harga satuan berbagai
pekerjaan untuk bangunan gedung dan perumahan.
- Pelaksana
pembangunan gedung dan perumahan yang dimaksud adalah pihakpihak yang
terkait dalam pembangunan gedung dan perumahan yaitu para perencana,
konsultan, kontraktor maupun perseorangan dalam memperkirakan biaya
bangunan.
- Tata
cara perhitungan ini, memuat indeks bahan bangunan dan indeks tenaga
kerja yang dibutuhkan untuk tiap satuan pekerjaan sesuai dengan
spesifikasi teknis pekerjaan.
|
39
|
Tata Cara Perhitungan
Harga Satuan Pekerjaan
Pondasi Batu Bel;ah untuk
bangunan Sederhana
| SNI 03-2836-1992 Revisi SNI 03-2836-2002 |
*
Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan disusun sebagai acuan
dasar yang seragam bagi para pelaksana pembangunan gedung dan
perumahan dalam menghitung
besarnya harga satuan berbagai pekerjaan untuk bangunan gedung dan perumahan.
Yang meliputi :
1) pekerjaan pembuatan pondasi batu kali,
dalam berbagai komposisi spesi;
2) pemasangan anstamping/ batu kosong;
3) pembuatan pondasi sumuran;
4) pembuatan tiang pancang.
*
Pelaksana pembangunan gedung dan perumahan yang dimaksud adalah
pihakpihak yang terkait dalam pembangunan gedung dan perumahan yaitu
para perencana, konsultan, kontraktor maupun perseorangan dalam
memperkirakan biaya bangunan.
*
Tata cara perhitungan ini, memuat indeks bahan bangunan dan indeks
tenaga kerja yang dibutuhkan untuk tiap satuan pekerjaan sesuai dengan
spesifikasi teknis pekerjaan yang bersangkutan.
|
40
|
Analisa Biaya Konstruksi
(ABK) Bangunan Gedung
dan Peruma-han Pekerjaan
Langit-Langit.
| SNI 03-2839 Revisi SNI 03-2839-2002 |
*
Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan disusun sebagai acuan
dasar yang seragam bagi para pelaksana pembangunan gedung dan
perumahan dalam menghitung
besarnya harga satuan berbagai pekerjaan untuk bangunan gedung dan perumahan.
*
Pelaksana pembangunan gedung dan perumahan yang dimaksud adalah
pihakpihak yang terkait dalam pembangunan gedung dan perumahan yaitu
para perencana, konsultan, kontraktor maupun perseorangan dalam
memperkirakan biaya bangunan.
*
Tata cara perhitungan ini, memuat indeks bahan bangunan dan indeks
tenaga kerja yang dibutuhkan untuk tiap satuan pekerjaan sesuai dengan
spesifikasi teknis pekerjaan yang bersangkutan.
|
41
|
Analisa Biaya Konstruksi
(ABK) Bangunan gedung dan
Perumahan Pekerjaan
Plesteran.
| SNI 03-2837-1992 Revisi SNI 03-2837-2002 |
*
Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan disusun sebagai acuan
dasar yang seragam bagi para pelaksana pembangunan gedung dan
perumahan dalam menghitung
besarnya harga satuan berbagai pekerjaan untuk bangunan gedung dan perumahan.
Yang meliputi :
a) Pembuatan plesteran dalam berbagai ketebalan dan campuran;
b) Pekerjaan berapen pondasi dan plesteran kedap air menggunakan tambahan bahankimia.
*
Pelaksana pembangunan gedung dan perumahan yang dimaksud adalah
pihakpihak yang terkait dalam pembangunan gedung dan perumahan yaitu
para perencana, konsultan, kontraktor maupun perseorangan dalam
memperkirakan biaya bangunan.
*
Tata cara perhitungan ini, memuat indeks bahan bangunan dan indeks
tenaga kerja yang dibutuhkan untuk tiap satuan pekerjaan sesuai dengan
spesifikasi teknis pekerjaan yang bersangkutan.
|
42
|
Tata Cara Pengecatan
Genteng Keramik
| SNI 03-3433-2002 Revisi SNI 03-3433-1994 |
•
Tata cara ini memuat persyaratan, ketentuan dan cara pengerjaan
pengecatan genteng keramik, serta cara penanggulangan bila terjadi
kegagalan;
•
Tata cara ini dapat digunakan sebagai pegangan bagi para pelaksana
dalam melaksanakan pengecatan genteng keramik sebagai penutup atap
pada bangunan gedung dan perumahan;
• Tata cara ini bertujuan untuk mendapatkan hasil pengecatan yang mempunyai ketahanan dan keawetan terhadap cuaca.
|
43
|
Tata Cara Perhitungan
Harga Satuan Pekerjaan
Kayu untuk Bangunan
Gedung
| SNI 03-3434-2002 Revisi SNI 03-3434-1992 |
*
Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan disusun sebagai acuan
dasar yang seragam bagi para pelaksana pembangunan gedung dan
perumahan dalam menghitung
besarnya harga satuan berbagai pekerjaan untuk bangunan gedung dan perumahan.
*
Pelaksana pembangunan gedung dan perumahan yang dimaksud adalah
pihakpihak yang terkait dalam pembangunan gedung dan perumahan yaitu
para perencana, konsultan, kontraktor maupun perseorangan dalam
memperkirakan biaya bangunan.
*
Tata cara perhitungan ini, memuat indeks bahan bangunan dan indeks
tenaga kerja yang dibutuhkan untuk tiap satuan pekerjaan sesuai dengan
spesifikasi teknis pekerjaan yang bersangkutan.
|
44
|
Tata Cara Perencanaan
Teknis Konservasi Energi
Pada Bangunan Rumah dan
Gedung.
|
Tata
cara ini digunakan untuk perencanaan suatu bangunan gedung yang
pengoperasian dan pemeliharaannya dapat menghemat energi
| |
45
|
Tata Cara Perhitungan
Harga Satuan Pekerjaan
Dinding
| SNI 03-2837-1992 Revisi SNI 03-6897-2002 |
*
Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan disusun sebagai acuan
dasar yang seragam bagi para pelaksana pembangunan gedung dan
perumahan dalam menghitung besarnya harga satuan berbagai pekerjaan
untuk bangunan gedung dan perumahan.
Yang meliputi :
a) Pekerjaan pasangan bata merah berbagai ketebalan dan spesi;
b) Pekerjaan pasangan conblock berbagai dimensi dan spesi;
c) Pekerjaan pemasangan roster atau bata berongga;
d) Pekerjaan pasangan anyaman bambu
untuk dinding rumah sederhana.
*
Pelaksana pembangunan gedung dan perumahan yang dimaksud adalah
pihakpihak yang terkait dalam pembangunan gedung dan perumahan yaitu
para perencana, konsultan, kontraktor maupun perseorangan dalam
memperkirakan biaya bangunan.
•
Tata cara perhitungan ini, memuat indeks bahan bangunan dan indeks
tenaga kerja yang dibutuhkan untuk tiap satuan pekerjaan sesuai dengan
spesifikasi teknis pekerjaan yang bersangkutan.
|
46
|
Pemeriksaan dan
pengujian lift traksi listrik
pada bangunan gedung –
Bagian 1: Pemerik-saan
dan pengujian serah
terima
| SNI 03-7017.1-2004 (SK BSN No.13/ Kep/ BSN-SNI.04/ 05/ 2004, 13 Mei 2004) |
Persyaratan ini meliputi pemeriksaan dan pengujian serah terima instalasi lif traksi yang baru maupun yang diubah.
Catatan
: Persesuaian dengan persyaratan tertentu dapat diverifikasi melalui
peninjauan ulang atas dokumen perancangan, danpengujian jenis atau
pengujian keteknikan.
|
47
|
Pemeriksaan dan
pengujian lift traksi listrik
pada bangunan gedung –
Bagian 2: Pemerik-saan
dan pengujian berkala
| SNI 03-7017.2-2004 (SK BSN No.13/ Kep/ BSN-SNI.04/ 05/ 2004, 13 Mei 2004) |
Persyaratan ini meliputi pemeriksaan dan pengujian serah terima instalasi lif traksi yang baru maupun yang diubah. Catatan :
Persesuaian
dengan persyaratan tertentu dapat diverifikasi melalui peninjauan
ulang atas dokumen perancangan, dan pengujian jenis atau pengujian
keteknikan. (RSNI T-25-2004).
|
No
|
Judul Standar
|
Nomor Standar
|
Ruang Lingkup
|
1
|
Metode Pengujian Kuat Tekan Dinding Pasangan Bata Merah diLaboratorium
|
|
Metode
ini digunakan untuk memperoleh nilai kuat tekan dinding pasangan bata
merah yang digunakan sebagai dinding struktural bagi keperluan
perencana dan pelaksana
|
2
|
Metode Pengujian Kuat Lentur Dinding Pasangan Bata Merah di Laboratorium
|
|
Metode
ini digunakan untuk memperoleh nilai kuat lentur dinding pasangan
bata merah yang digunakan sebagai dinding struktural bagi keperluan
perencana dan pelaksana
|
3
|
Metode Pengujian Kuat Geser Dinding Pasangan Bata Merah di Laboratorium
|
Metode
ini digunakan untuk memperoleh nilai kuat geser dinding pasangan bata
merah yang digunakan sebagai dinding struktural bagi keperluan
perencana dan pelaksana
| |
4
|
Metode Pengujian Kedataran dan Kerataan Lantai Mengguna-kan Sistem Bilangan F
|
|
Metode
ini digunakan untuk pengukuran profil permukaan lantai untuk
memperoleh perkiraan karakteristik kedataran dan perataan permukaan
lantai menggunakan sistem bilangan –F dalam satuan metric (SI)
|
5
|
Metode Pengujian Pembebanan Lantai Beton Bertulang Pada Bangunan Bertingkat dengan Beban Air
|
Metode
ini digunakan untuk memperoleh nilai lendutan nyata, derajat
pemulihan dan kapasitas nyata dari nilai setelah diberi beban uji
| |
6
|
Metode Pengujian untuk Tiang Tunggal terhadap Beban Tarik Aksial Statis
|
Metode
ini digunakan untuk menentukan response tiang atau tiang-tiang dalam
kelompok tiang terhadap beban aksial tarik dan dapat digunakan semua
kedalaman tiang.
| |
7
|
7. Metode Pengujian
Beban -Lateral pada
Pondasi Tiang
|
Metode
ini digunakan untuk pengujian tiang vertical dan tiang miring, baik
tiang pancang atau kelompok tiang untuk menentukan hubungan beban
lendutan pada saat menerima beban lateral.
| |
8
|
Spesifikasi Pipa Baja yang Dilas dan Tanpa Sambungan dengan Lapis Hitam dan Galvanis Panas
|
|
Spesifikasi
ini meliputi pipa baja untuk pengguna umum yang dilas tanpa sambungan
dengan lapisan hitam dan galvanis panas dalam ukuran tipikal 1/8 inci
(3,175 mm) sampai 16 inci (406,40 mm), untuk tiga ukuran tipikal pipa
baja dengan berat standar ujung polos, galvanis secara panas, dilas
untuk penggunaan dengan hubungan tipe solder dalam penerapan umum
|
9
|
Spesifikasi
Tabung Baja Karbon Struktural Berbentuk Bulat dan Lainnya yang
Dibentuk Dalam Keadaan Dingin dengan Dilas Tanpa Kampuh
|
Spesifikasi
ini mencakup baja karbon yang dibuat dalam keadaan dingin dengan
dilas dan tanpa kampuh berbentuk bulat, bujursangkar, empat persegi
atau tabung structural berbentuk khusus untuk konstruksi jembatan,
bangunan gedung dan bangunan umum lainnya yang dilas, dipaku keling
atau bulat
| |
10
|
Spesifikasi Pelat Baja Karbon dengan Kuat Tarik Rendah dan Medium.
|
Spesifikasi ini ditujukan untuk pelat baja karbon struktural - bermutu A,B,C dan D
| |
11
|
Spesifikasi Tabung Baja Karbon Struktural yang Dibentuk Dalam Keadaan Panas dengan Dilas Tanpa
Kampuh
|
|
Spesifikasi
ini mencakup baja karbon yang dibentuk dalam keadaan panas dengan
dilas dan tanpak kampuh untuk tabung baja karbon berbentuk bujur
sangkar, bulat, empat persegi atau tabung struktur berbentuk khusus
untuk konstruksi jembatan, bangunan gedung dan bangunan umu lainnya
yang dilas, dipaku keeling atau baut
|
12
|
Spesifikasi Baja Struktural
|
|
1.
Spesifikasi ini mencakup penampang baja karbon, pelat dan tulangan
berkualitas struktural untuk digunakan dalam konstruksi baja dan
bangunan dengan paku keling, baut atau las dan untuk tujuan struktural
umum
2.
Pemakai harus mnempertimbangkan persyaratan tambahan, seperti ukuran
kehaluran austenitic dan persyaratan, charpy V – Notch Impact, bila
kelompok 4 atau 5 profil bersayap lebar disyaratkan untuk digunakan
selain kolom atau batang tekan lainnya.
|
13
|
Spesifikasi beton struktural
|
Spesifikasi
ini mencakup bahan dan proporsi beton, baja tulangan dan prategang,
produksi pengecoran dan perawatan beton serta konstruksi cetakan.
Ditetapkan pula perlakuan siar dan bagian-bagian tertanam, perbaikan
permukaan beton, dan finising permukaan yang tercetak. Dalam beberapa
pasal terpisah dibahas untuk konstruksi pelat dan finisingnya, beton
arsitektural, beton masif, dan bahan beserta cara pelaksanaan
konstruksi beton pasca tarik. Termasuk pula ketentuan mengenai
pengujian, evaluasi dan penerimaan beton beserta strukturnya.
| |
14
|
Tata Cara Perencanaan Beton Bertulang dan Struktur Dinding Bertulang
Untuk Rumah dan Gedung
|
Tata
cara ini digunakan untuk mempersingkat waktu perencanaan berbagai
bentuk struktur yang umum dan menjamin syarat-syarat perencanaan tahan
gempa untuk rumah dan gedung yang berlaku
| |
15
|
Tata Cara Penghitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung
|
|
Tata
cara ini digunakan dalam perencanaan dan pelaksanaan struktur beton
untuk bangunan gedung, atau struktur bangunan lain yang mempunyai
pesamaan karakter dengan struktur bangunan gedung
|
16
|
Tata Cara Perencanaan Dinding Struktur Pasangan Blok Beton Berongga Bertulang Untuk Bangunan Rumah dan Gedung
|
|
Tata
cara ini digunakan dalam perencanaan dan pelaksanaan bangunan yang
menggunakan struktur pasangan blok beton berongga bertulang
|
17
|
Tata Cara Pemasangan Panel Beton Ringan Berserat.
|
|
Tata
cara ini digunakan dalam pemasangan panel beton ringan berserat non
struktural sesuai perencanaan yang mengacu pada koordinasi modular.
|
0 komentar:
Posting Komentar